Selasa, 23 November 2021

TUGAS : ILMU BUDAYA DASAR #3

Nama: CHRYSNA RINALDY MATURBONGS    Kelas : 1IA07    NPM : 50421311

Tugas : 



" Seni Gambar dan Lukis dari Papua Barat"



BAB I

 

Pendahuluan

 

1.1. Latar Belakang

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa, seni lukis juga sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau pemukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dinding. Dalam perkembagan seni lukis modern sekarang ini, tidak hanya kanvas, kertas papan, kain dan dinding, dalam seni tidak ada batasan dalam berekspresi tak puas dalam kanvas,kertas, papan, dinding, dan kain tubuh manusia pun mulai dijadikan media untuk berekspresi dalam ajang kreatifitas para seniman lukis tersebut. Seni lukis tubuh adalah melukis dibagian tubuh manusia dan sering di kenal dengan istilah Body Painting, henna atau tato.

1.2. Rumusan Masalah

a.  Lukisan diatas kulit kayu yang ada di Papua Barat

1.3 Tujuan penulisan

a. Mendeksripsikan lukisan yang ada di Papua Barat

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam tulisan ilmiah ini akan diperkenalkan seni gambar dan lukisan yang ada didaerah Papua Barat

 

BAB II

 

Pembahasan

 2.1.  Lukisan diatas Kulit Kayu (Khombow)



Lukisan kulit kayu (khombow) adalah karya seni tradisional yang langka dan hanya terdapat di Papua. Lukisan kulit kayu merupakan kerajinan asli yang diajarkan secara turun-temurun oleh masyarakat kampung Asei, Sentani, Kabupaten Jayapura.

Tradisi melukis di atas kulit kayu telah dimulai sejak tahun 1600-an. Tradisi ini sempat punah dengan perkembangan zaman. Kulit kayu ini merupakan kelengkapan hidup sebagai busana yang dalam bahasa kami disebut malo.

Akibat busana beralih ke bahan dasar kain dan tekstil lainnya, maka lukisan di atas kulit kayu ini pun mulai ditinggali,” kata salah satu pelukis kulit kayu dari Kampung Asei Besar bernama Corry Ohee.

Tapi pada 1975, kata Corry, antropolog asli Papua Arnold Ap dan Danielo Constantino Ayamiseba menggerakkan kembali tradisi mengukir atau melukis kulit kayu, ukiran asli Suku Asei. Hingga saat ini tradisi itu terus dilanjutkan. Bahkan, lukisan kayu diperkenalkan ke manca negara seperti di sejumlah negara di Eropa.


Lukisan kulit kayu berbahan dasar kulit kayu sejenis pohon bergetah, seperti pohon beringin, pohon sukun, dan pohon nangka memang unik. Proses pengolah hingga menjadi kulit kayu dengan cara, kulit pohon yang sudah ditebang dari pohonnya dikuliti tipis-tipis, lalu ditumbuk, dibilas dan dijemur hingga kering.

Setelah itu baru dapat digunakan untuk melukis atau mengukir. Beberapa motif kulit kayu yang biasanya dilukis warga setempat, yakni motif yang bernuansa kekayaan alam, kearifan lokal, dan keadaan di sekitar lingkungan warga. Tapi tiap lukisan yang dihasilkan memiliki makna bagi keberlangsungan kehidupan warga setempat.

Namun menurut Corry, ada beberapa motif yang wajib dan sering digunakan warga dalam lukisan di kulit kayunya, yakni motif Yoniki. Motif ini merupakan lambang kebesaran dan keagungan seorang raja atau ondofolo di adat penduduk Sentani.



Yoniki adalah motif tertinggi untuk seluruh Ondofolo di Sentani. Motif lainnya, kata Corry, ada seperti Fouw. Fouw melambangkan ikatan bersama dalam kekeluargaan dan biasanya berbentuk bulat. »Kemudian juga ada motif Aye-Mehele, Iuwga, Kino, O Mane-Mane, Rasyin Rale, Kheleuw, Khaley, dan Kheyka,” katanya.

Sedangkan warna dasar atau dominan yang terdapat dalam lukisan kulit kayu itu adalah warna hitam warna yang dihasilkan dari jelaga atau arang kayu dan arang periuk, kemudian warna putih yang dihasilkan dari kapur untuk pinang sirih, dan warna merah yang dihasilkan dari batu kapur merah. Setiap warna-warna ini kemudian bisa dicampur dengan bahan lainnya, seperti getah pohon sukun, air dan minyak kelapa.

 

BAB III

 

Penutup

 

3.1. Kesimpulan

Seni lukis termasuk kedalam klasifikasi seni rupa. Dari dasar serupa, seni lukis merupakan cabang pengembangan dari menggambar.   Seni lukis merupakan penggambaran perubahan dari objek tiga dimensi pada medium dua dimensi. Media seni lukis biasanya berbentuk gambar di atas kanvas, kertas atau papan.

Seni Lukis adalah sebuah cabang dari seni visual yang mengutamakan kerja manual. Kerja manual yang dimaksudkan adalah sebuah proses kerja fisik dan hubungan langsung antara perupa/pelukis dengan karya yang dihasilkan. Proses pengerjaan secara manual tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang eksklusif/satu-satunya. Selain daripada hasil eksklusif yang diharapkan adalah bagaimana kemudian latar belakang dan pemilihan teknik pengerjaaan karya lukisan dapat menjadi sebuah pertimbangan dalam rangka kegiatan mengkoleksi karya. Namun upaya plagiatisme/meniru/memalsu sebuah lukisan telah cukup menjadi isu dan perilaku kejahatan yang mengganggu keberlangsungan kerja kreatif tersebut. Telah banyak pekerja kreatif khususnya pelukis yang telah mengalami bagaimana karya-karya dipalsukan hingga mrngalami kerugian secara finansial maupun moral. Bahkan hingga hari ini upaya pemalsuan masih menghantui dunia seni lukis. Memalsu sebuah karya untuk mendapatkan keuntungan adalah sebuah

 

3.2 saran

1.      Disarankan kepada seniman lukis dalam melindungi karya selain mendaftarkan ke Hak Cipta, seniman dapat melindungi dengan caranya sendiri dengan cara mempunyai dokumentasi dalam pembuatan sebuah karya seperti dilakukannya pameran ataupun dokumentasi media yang menunjukkan proses pembuatan sebuah karya lukis.

 

2.      Disarankan kepada pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap hak cipta, perlindungan tersebut ditujukan untuk menciptakan iklim yang mampu mendorong bagi para pencipta untuk lebih kreatif menciptakan karya yang lebih beragam, semakin banyak dan semakin berkualitas.

 

Daftar Pustaka

- https://ilmuseni.com/seni-rupa/kerajinan-tangan/kerajinan-tangan-dari-papua

- http://e-journal.uajy.ac.id/20831/4/HK109513.pdf

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/06/01/lukisan-kulit-kayu-otentik-nan-indah-masyarakat-asei

Kamis, 18 November 2021

TUGAS : ILMU BUDAYA DASAR #2

Nama: CHRYSNA RINALDY MATURBONGS    Kelas : 1IA07    NPM : 50421311

Tugas : 



"Budaya Tarian Lokal dari Papua Barat "

 


BAB I

 

Pendahuluan

 

1.1. Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam di berbagai lokalitas daerah. Nuansa budaya lokal dapat menjadi motivasi, ciri khas kepemimpinan dan identitas daerah serta menjadi cara yang digunakan dalam perjuangan Diera sekarang, dinamika perkembangan budaya di Indonesia telah terintervensi nilai-nilai modernitas. Hal ini sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai lokal sehingga mengancam kestabilan budaya nasional. Oleh karena itu, budaya yang sudah ada dan bernilai positif dalam kehidupan masyarakat perlu dipertahankan dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Sehingga dapat diatasi penetrasi budaya dalam era globalisasi.

Tari tradisional adalah sebuah tarian yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu kelompok masyarakat.Tarian ini lalu diturunkan atau diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke generasi.

1.2. Rumusan Masalah

a. Tarian apa saja yang ada di Papua Barat

1.3 Tujuan penulisan

a. Mendeksripsikan tarian yang ada di Papua Barat

1.4 Manfaat Penulisan

   Dalam tulisan ilmiah ini akan diperkenalkan tarian lokal yang ada didaerah Papua Barat

 

BAB II

 

Pembahasan

 2.1. Tarian di Papua Barat

1.      Tari Yospan



Tari Yospan ini adalah salah satu tari kreasi budaya Papua Barat. Tari ini menggunakan hasil dari penggabungan antara 2 buah tari tradisional yang telah ada, yaitu tari Pancar dan tari Yosim. Tari Pancar sendiri adalah tari tradisional yang berasal dari Biak, Manokwari dan Numfor. Ciri khas dari gerakan ini sangat kaku. Untuk instrumen musik yang digunakan meliputi Ukulele, gitar, tifa dan lain – lain.

Sedangkan untuk tari Yosim, berasal dari daerah teluk Sairei, Serul, Waropen. Sekilas, tari ini mirip dengan tari poleneis Eropa. Hanya saja pada tari Yosim, gerakannya jauh lebih lincah dan ekspresif. Dengan penggabungan antara 2 buah tari daerah, dapat menghasilkan tari dengan gerakan yang sangat kompleks. Jumlah penari dalam tari Yospan pun sangat tidak terbatas. Begitu pula dengan genre penari, baik pria maupun wanita secara bebas melakukan tarian ini.

Tari Yospan, biasanya ditampilkan pada acara besar. Seperti upacara adat, pagelaran seni budaya, penyambutan tamu – tamu penting dan lain – lain. Untuk kostum penari yang digunakan, tidak ada ketentuan khusus. Namun untuk memperkental budaya Papua Barat, biasanya menggunakan pakaian tradisional Papua barat, yaitu rok rumbai lengkap dengan aksesorisnya.

2.      Tari Musyoh

Tari tradisional ini termasuk ke dalam kumpulan tarian dari Papua barat yang dianggap sakral dari provinsi Papua Barat. Banyak kepercayaan akan mitos dari tari Musyoh ini. Oleh sebab itu, tari ini hanya ditampilkan pada momen tertentu dan sebaiknya tidak ditampilkan pada acara umum.

Berdasarkan kepercayaan penduduk Papua Barat, tari Musyoh ini dapat mengusir arwah yang tidak tenang / gentayangan. Semua penduduk Papua sangat percaya jika seseorang yang meninggal secara tragis, arwahnya tidak akan tenang. Misalnya meninggalkan karena kecelakaan.

Gerakan pada tarian ini sangat lincah dan energik. Biasanya, tari Musyoh dilakukan oleh penari pria. Tetapi terkadang dilakukan secara bersama antara penari pria dan wanita. Untuk kostum yang digunakan oleh penari pria adalah Koteka. Untuk penari pria ini membawa alat musik tifa. Jadi pada tari Musyoh, penari pria mempunyai 2 tugas yaitu memainkan alat musik tifa sambil menari. Sedangkan kostum penari wanita yaitu rok rumbai. Untuk penari wanita, tidak dilengkapi atribut apapun.

3.      Tari Suanggi

Untuk tari Suanggi ini hampir sama dengan tari Musyoh, yaitu dianggap sakral dan mempunyai nuansa magis. Fungsi dari tari tradisional ini juga hampir sama dengan tari Musyoh, yaitu mengusir roh jahat. Perbedaannya, jika tarian Papua barat ini untuk mengusir arwah yang meninggal secara tragis. Sedangkan tari Suanggi untuk mengusir arwah yang masih memiliki janji yang belum dipenuhi.

Menurut kepercayaan penduduk Papua Barat, seseorang yang telah meninggal arwahnya tidak akan tenang begitu saja. Apalagi semasa hidupnya, orang tersebut memiliki suatu janji yang belum terpenuhi. Arwah dari orang tersebut akan gentayangan, bahkan dapat merasuki orang lain. Bahkan dapat membuat orang yang dirasuki berada dalam suatu bahaya yang mengancam nyawa.

Jika diperhatikan dengan seksama, setiap gerakan dari tari Suanggi ini bukan merupakan gerakan tari pada umumnya. Tetapi lebih menyerupai aktivitas seorang dukun yang hendak menyembuhkan suatu penyakit. Tarian ini biasanya dilakukan oleh penari pria. Sedangkan untuk kostum penari menggunakan pakaian adat khas Papua Barat. Tari Suanggi ini hanya ditampilkan ketika ada seorang warga yang meninggal dan tidak ditampilkan pada acara umum maupun pentas seni budaya.

4.      Tari Sajojo

Tari Sajojo adalah tari yang menjadi kebanggaan Papua Barat. Sebab tari ini mempunyai karakter yang sangat fleksibel. Dengan tanpa adanya unsur magis dan sakral pada tarian ini, membuat tari Sajojo sangat bebas ditampilkan pada acara manapun.

Dari semua tarian tradisional Papua barat yang ada, tari Sajojo inilah yang paling populer di antara tari tradisional lain. Beberapa acara TV lokal pun juga sempat menampilkan tari Papua barat ini. Dengan tidak adanya unsur sakral, menampilkan tarian ini tidak akan melanggar aturan adat yang telah berlaku.

Terlebih lagi tidak ada batasan genre antara penari pria maupun wanita. Lalu pada tarian ini juga dapat ditarikan siapa pun, entah anak – anak, remaja hingga lansia. Serta untuk menambah suasana lebih meriah, dapat menampilkan tarian ini dengan jumlah penari yang cukup banyak. Ciri khas dari gerakan ini adalah lincah, energik dan sangat ceria. Alunan dari musik pengiringnya pun juga sangat meriah.

Walaupun tari Sajojo berasal dari Papua Barat, kostum penari sangat fleksibel dan dinamis. Dalam arti tidak harus menggunakan pakaian adat Papua Barat, seperti rok rumbai. Dapat juga menggunakan pakaian adat dari daerah lain. Ataupun menggunakan pakaian kreasi adat seperti gambar tarian Papua barat yang telah ada.

5.      Tari Selamat Datang

Tari selamat datang mempunyai karakter yang hampir sama dengan tari Sajojo, yaitu tidak mengandung unsur magis dan dianggap sakral. Oleh karena itu perkembangan Tari ini juga cukup luas. Tidak ada batasan apapun untuk memperkenalkan tari tradisional ini ke masyarakat luas.

Hanya saja tari selamat datang mempunyai arti / makna tersendiri, yaitu untuk menyambut para tamu. Maka dari itu, tari ini harus ditampilkan pada pembukaan / awal suatu acara, serta sebagai tanda untuk menghormati para tamu. Gerakan dari tari selamat datang sangat energik. Tetapi mempunyai nilai estetika yang cukup tinggi. Tari ini dapat dilakukan oleh penari pria maupun wanita.

Kostum yang digunakan penari adalah pakaian adat Papua Barat dengan atribut serta aksesoris yang sangat lengkap. Kostum penari pria biasanya menggunakan holim dan membawa tifa / senjata tradisional. Sedangkan untuk penari wanita menggunakan rok rumbai.

6.      Tari Perang

Untuk tari ini sangat menggambarkan kondisi daerah Papua Barat yang beberapa kelompok masih hidup secara bersuku – suku. Masing – masing suku mempertahankan keamanan dan keutuhan suku masing – masing. Bahkan tidak segan – segan menyerang suku lain apabila ada salah satu anggota suku yang terluka. Bahkan hingga kini, perang antar suku terkadang terjadi. Walaupun hal yang memicu peperangan dapat diselesaikan secara musyawarah.

Dalam tari Perang ini, menceritakan bagaimana para leluhur yang telah berjuang dalam melindungi keutuhan suatu kelompok, suku / golongan. Gerakan dalam tari ini pun sangat didominasi dengan skill dalam menggunakan senjata.

Tari Perang ini, hanya dilakukan oleh penari pria. Kostum yang digunakan para penari adalah pakaian tradisional dan lengkap dengan atribut yang berupa senjata seperti panah, tombak, belati dan lain – lain.

 

BAB III

 

Penutup

 

3.1. Kesimpulan

Tarian di Indonesia masih dibutuhkan oleh generasi penerus dalam mengembangkan karakter ke Indonesiaannya. Perkembangan zaman yang menuju ke pola modern memberikan nuansa yang berbeda pada diri karakter anak. Penggunaan teknologi menjadi pengaruh yang sangat kuat dalam diri anak-anak Indonesia. Melalui penciptaan tari anak ini dapat menumbuh kembangkan pada diri anak Indonesia untuk cinta tanah air dan bangsa ini.

Perkembangan dalam dunia cipta tarian anak sudah semakin menyusut intensitasnya di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu membuat kekhawatiran dalam membentuk jiwa atau karakter anak-anak untuk berekspresi sesuai dengan karakter bangsanya. Pengaruh tari-tarian dari dunia Barat dapat menyebabkan perubahan dalam pola tingkah laku anak-anak di Indonesia. Untuk itulah perlu adanya suatu alternatif jalan keluarnya agar anak-anak Indonesia dapat memahami dan mendalami dari budaya dan lingkungannya.

 

3.2 saran

Pendidikan budaya kepada generasi penerus bangsa harus di teruskan agar  identitas ciri khas dari suatu suku bangsa tetap dilestarikan dan tidak hilang. Karena begitu banyak budaya budaya yang ada di Indonesia, jika budaya budaya tersebut tidak di lestarikan, para generasi penerus bangsa akan terbawa arus budaya modern dari negara luar.

Daftar Pustaka

https://perpustakaan.id/tarian-papua-barat/

Rabu, 10 November 2021

TUGAS: ILMU SOSIAL DASAR #3

 Nama: CHRYSNA RINALDY MATURBONGS    Kelas : 1IA07    NPM : 50421311


Tugas 3 : 


CARILAH CONTOH PERMASALAHAN SOSIAL DIINDONESIA YANG BISA TERJADI KARENA BEBERAPA ASPEK..DAN BAGAIMANA MENURUT ANDA PERMASALAHAN ITU BISA TIMBUL DAN LANGKAH APA YANG HARUS DI TEMPUH UNTUK MENGATASINYA.


Jawab :

Permasalahan : Pengangguran

Pengangguran juga termasuk ke dalam masalah sosial yang sangat besar di Indonesia. Pengangguran terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah karena persaingan dari sumber daya manusia. Persaingan ini terjadi dalam hal mencari lapangan pekerjaan. Biasanya orang yang tidak memiliki pendidikan yang cukup akan kalah dengan orang yang memiliki pendidikan tinggi. Banyak para pencari kerja menjadikan Pendidikan sebagai syarat utama dalam membuka lowongan pekerjaan.


Bagaimana permasalahan ini bisa timbul?

Penyebab pengangguran sering dikaitkan dengan minimnya lapangan pekerjaan atau kualitas individu yang rendah. Pengangguran seringkali menjadi masalah tersendiri di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Adanya pengangguran telah menyebabkan produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga akan menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial yang lainnya.

Berikut 10 penyebab pengangguran di Indonesia :

1. Ketidakseimbangan Antara Pekerjaan dan Jumlah Tenaga Kerja

Penyebab pengangguran di Indonesia dan alasannya yang pertama adalah adanya ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang meningkat setiap tahunnya. Adanya persaingan ketat di antara para fresh graduate maupun yang sudah berpengalaman membuat fenomena baru bahwa ketidakseimbangan tersebut telah terjadi.

2. Kemajuan Teknologi

Memang kemajuan teknologi merupakan suatu kebanggaan karena kinerja manusia pastinya akan lebih cepat dan mudah. Namun hal tersebut juga harus diwaspadai karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara pekerja yang telah digantikan posisinya oleh robot. Biasanya alasan utamanya adalah karena biayanya jauh lebih murah dengan kerja cepat dan akurat.

3. Kemampuan Para Pencari Kerja yang Tidak Sesuai

Banyaknya kriteria para pencari kerja yang tidak sesuai dengan permintaan perusahaan. Perusahaan akan membutuhkan karyawan yang sesuai dengan kriteria kebutuhan pada posisi yang akan ditempati.Hal tersebut biasanya menjadi kendala pada saat perusahaan membutuhkan karyawan dengan keterampilan tinggi. Secara otomatis, akan hanya ada beberapa pelamar yang memiliki kesempatan untuk diterima.

4. Kurangnya Pendidikan dan Keterampilan

adanya masalah pada keterampilan dan pendidikan para pelamar. Kurangnya tingkatan pendidikan akan menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk dijadikan sebagai tenaga kerja. kebanyakan orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi biasanya hanya menjadi buruh kasar.

5. Tingkat Kemiskinan

Sebagian besar penganggur berasal dari orang-orang yang hidup di bawah kemiskinan. Meskipun tingkatan kemiskinan di Indonesia selalu ditangani secara serius dan bertahap, kurangnya kemauan untuk keluar dari zona kemiskinan tersebut masih kurang.

6. Adanya PHK (Pemutusan Hak Kerja) 

PHK akan terjadi setelah berakhirnya kontrak kerja atau adanya pengurangan tenaga kerja. Biasanya sebuah perusahaan juga akan melakukan metode ini untuk menstabilkan sistem kerja.

7. Tempat Tinggal yang Jauh 

Kurangnya pemerataan lowongan pekerjaan bisa menjadi penyebab adanya angka pengangguran di Indonesia.

8. Pasar Global 

Terciptanya keseimbangan antara pekerja asing dan pekerja asli merupakan masalah yang harus ditanggapi secara serius di Indonesia.

9. Kesulitan Bertemu Pencari Kerja dan Lowongan Pekerjaan

Para pencari kerja biasanya juga kebanyakan tidak cukup aktif untuk menggali informasi tentang lowongan yang tersedia.

10. Tingginya Harapan Para Calon Pekerja 

Tingginya harapan sebagian besar perusahaan di Indonesia yang tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan dan keterampilan para pencari kerja menyebabkan angka pengangguran di Indonesia.


Langkah apa yang harus di tempuh untuk mengatasinya?

Untuk mengatasi permasalahan pengangguran, maka Langkah yang harus di lakukan ialah

1. Membuka Lapangan Kerja

Hal yang paling penting untuk mengatasi pengangguran adalah dengan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.

2. Meningkatkan Peredaran Modal 

Meningkatkan peredaran modal usaha dapat membuat jumlah tenaga kerja menjadi bertambah.

3. Menempatkan Pencari Kerja di Tempat yang Tepat 

Pemerataan pekerja di berbagai bagian akan membuat pekerjaan lebih mudah dilakukan dan pekerja lebih mudah mengerjakan pekerjaan.

4. Melatih Para Pencari Kerja untuk Membuat Usaha Sendiri

Hal ini dilakukan agar lowongan kerja menjadi semakin banyak dan tingkat pengangguran menjadi menurun. Dengan mengarahkan para pencari kerja untuk membuat usaha sendiri yang sesuai dengan passion mereka, pekerja juga jadi semakin semangat berwirausaha.

5. Memberikan Penyuluhan ke Masyarakat 

Beri penyuluhan untuk masyarakat mengenai teknologi dan perekonomian. Pencari kerja yang lebih awam dengan keuangan dan teknologi tentunya akan lebih mudah diterima oleh perusahaan dibandingkan dengan yang tidak awam.

6. Memberikan Pelatihan Sertifikasi ke Pencari Kerja 

Hal tersebut karena pencari kerja yang memiliki sertifikasi atau keahlian melalui pelatihan bersertifikasi akan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.

Source :

- https://www.99.co/blog/indonesia/cara-mengatasi-pengangguran-efektif/

- https://www.merdeka.com/jatim/10-penyebab-pengangguran-di-indonesia-dan-alasannya-kln.html

Senin, 01 November 2021

TUGAS : ILMU BUDAYA DASAR

Nama: CHRYSNA RINALDY MATURBONGS    Kelas : 1IA07    NPM : 50421311

Tugas : 



"Teori Teori Kebudayaan"

 

BAB I

 

Pendahuluan

 

            1.1. Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan budaya di Indonesia telah dimulai dari zaman nenek moyang kita terdahulu.

Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu dalam kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat memiliki banyak peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu. Namun, seiring perkembangannya zaman, budaya-budaya itu mulai tertutup dengan datangnya budaya dari luar negri.

Sungguh disayangkan apa bila generasi muda tidak mengetahui tentang budaya-budaya dari setiap suku di Indonesia. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, dan lebih tertarik pada budaya luar.

 

            1.2. Masalah

a.       Apa itu teori budaya ?

b.      Definisi budaya ?

1.3. Tujuan Penulisan

Mendeskripsikan teori budaya 

 

BAB II

 

Pembahasan

 2.1. Teori Budaya



a)      Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia pada dasarnya hidup sebagai makhluk budaya yang memiliki akal, budi dan daya untuk dapat membuahkan suatu gagasan dan hasil karya yang berupa seni, moral, hukum, kepercayaan yang terus dilakukan dan pada akhirnya membentuk suatu kebiasaan atau adat istiadat yang kemudian diakumulasikan dan ditransmisikan secara sosial atau kemasyarakatan.

b)      Manusia Memiliki Akal dan Budi

Akal : kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia.

     

Fungsi akal adalah untuk berfikir, kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku

 

Budi : akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala sesuatu

 

c)      Manusia Sebagai Animal Simbolicum

 

Simbol : segala sesuatu (benda, peritiwa, kelakuan, tindakan manusia, ucapan) yang telah ditempati suatu arti tertentu menurut kebudayaannya adalah komponen utama perwujudan kebudayaan karena setiap hal yang dilihat dan dialami, diolah menjadi simbol, dan kebudayaan itu sendiri merupakan pengetahuan yang mengorganisasi simbol-simbol.

 

Fungsi simbol :

·         Faktor pengembangan kebudayaan

·         Terbatas pada gugus masyarakat tertentu

 

d)      Manusia Pencipta dan Pengguna Kebudayaan

 

Manusia sebagai pencipta kebudayaan memiliki kemampuan daya sebagai berikut :

·         Akal, intelegensia dan intuisi

·         Perasaan dan emosi

·         Kemauan

·         Fantasi

·         Perilaku

 

e)      Dialektika Fundamental

 


·         Tahap eksternalisasi, yaitu proses pencurahan diri manusia secara terus menerus kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental

·         Tahap obyektivasi, yaitu tahap aktifitas manusia menghasilkan realita obyektif, yang berada diluar diri manusia

·         Tahap internalisasi, yaitu tahap dimana realitas obyektif hasil ciptaan manusia dicerap oleh manusia kembali.

 

2.2. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

·         K.A Hiding : Pengelolaan agriculture

·         Langevela : Aktivitas yang manusiawi dan rohani sifatnya

·         Alfred Whitehead : karya akal, budi, daya

·         Edward B Taylor : hasil karya manusia

·         Ditjen Kebudayaan : Sistem nilai dan gagasan utama

Komponen utama kebudayaan :

·         Individu

·         Masyarakat

·         Alam

 

2.3. Definisi kebudayaan

Dari catatan Supartono, 1992, terdapat 170 definisi kebudayaan. Catatan terakhir Rafael Raga Manan ada 300 buah, beberapa diantaranya :

·         EB Taylor, Primitive Culture, 1871



Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adapt, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

 

·         Ki Hajar Dewantara



Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

 

·         Robert H Lowie



Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.

 

·         Keesing

Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan secara social

 

·         Koentjaraningrat



Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

 

·         Rafael Raga Maran

Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses humanisasi.

 

Fungsi Kebudayaan :

Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu:

·         Hidup lebih baik

·         Lebih manusiawi

·         Berperikemanus

Unsur-Unsur Kebudayaan :





·         Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat-alat produksi, transportasi)

·         Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, distribusi )

·         Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, perkawinan)

·         Bahasa

·         Kesenian

·         Sistem pengetahuan

·         Religi

 

BAB III

 

Penutup

 

3.1. Kesimpulan

Kesimpulannya menurut saya, Budaya atau Kebudayaan merupakan kebiasaan / perilaku masyarakat yang berada ditempat tertentu dan diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Kemudian dijadikan sebagai tanda suatu suku / adat daerah tersebut maka jadilah budaya. Budaya merupakan warisan penting bagi kita para penerus bangsa yang perlu di ketahui, agar jati budaya tersebut tetap terjaga dan tidak tertutupi oleh budaya-budaya asing yang datang dari luar negri.

.

Daftar Pustaka

http://arkalalandshary.blogspot.com/2015/11/karya-ilmiah-kebudayaan-indonesia.html

http://e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf


Tugas (m11) : Pengetahuan Teknologi Internet & New Media

Nama: Chrysna Rinaldy Maturbongs     Kelas : 2IA06     NPM : 50421311 Tugas : 1. Contoh industri start up populer yang sukses mengikat banya...